19 Juni 2012

Jadilah Pencuci Otak!

Oleh Muhammad Salim At-Tohiry

Membaca judul diatas mungkin pembaca sedikit kaget, kok ada orang yang ngajak orang lain untuk jadi pelaku cuci otak?! Bukannya cuci otak itu kerjaan orang-orang jahat, yang membuat korbannya tidak sadar diri –meski tanpak sadar—, mengendalikan korban dengan hipnotis sehingga sang korban akan melakukan apa saja demi kepentingan pelaku, misal meminta uang, perhiasan, dan sebagainya, atau bentuk kejahatan lain yang ada hubungannya dengan “kesadaran” diri?! 

Anggapan sebagaimana paragraph awal di atas tidak salah sebenarnya, tergantung dari mana atau bagaimana melihat “cuci otak” itu. Jika semua yang disebutkan diatas adalah cuci otak, maka saya sepakat bahwa itu adalah perbuatan jahat. Nah, coba sekarang kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Ok, kita mulai dari definisi dulu agar tak bias ketika membicarakannya.

Kalo dalam sudut pandang penulis, sebenarnya cuci otak secara bahasa tak ada masalah. Cuci adalah aktivitas membersihkan kotoran, sedangkan otak adalah tempat disimpannya informasi dan pengaitan antar informasi dan fakta. Kalo begini maka bisa kita langsung definisikan cuci otak sebagai suatu aktivitas membersihkan otak dari segala bentuk informasi yang bisa menghasilkan pemikiran kotor. Pemikiran kotor semacam ini diistilahkan oleh orang-orang dengan sebutan piktor. Mungkin definisi ini tidak ilmiah, tanpa referensi, karena memang tulisan ini juga bukan tulisan ilmiah. Yang jelas, definisi inilah yang penulis pakai dalam tulisan yang pembaca baca.

Melihat definisi yang demikian, maka sebenarnya cuci otak haruslah selalu kita lakukan. Setiap hal-hal kotor dalam otak kita, yang akhirnya melahirkan pemikiran yang juga kotor, harus selalu dicuci agar bersih. Penulis rasa gak ada yang gak sepakat dalam hal ini. Jadi, kalo ada sedikit saja debu di otak maka segeralah untuk dicuci. Tinggal sekarang kita harus tahu bagaimana otak yang kotor, dan mana yang bersih. 

Menurut penulis, otak itu pada fitrahnya bersih dan netral, hanya saja isinya lah yang membuat kotor atau tetap bersih, tergantung bersih atau tidaknya isi otak. Sedangkan isi –yang berupa informasi dan pengolahan informasi— harus diberi standar, mana yang bersih dan mana yang kotor. Standar inilah yang akan menjadi filter, pelindung, dan pembersih otak dari segala hal yang mengotori otak. Apa standar itu? Apa Filter itu? Bagi orang islam jawabannya: Aqidah. 

Aqidah Islamiyah adalah asas. Ia merupakan pondasi dari bangunan pemikiran seorang muslim. Ketika seseorang mengikrarkan diri untuk berimana kepada Allah, Al-Qur’an, dan Rasulullah, serta segala turunannya, maka saat itulah ia wajib menjadikan aqidah sebagai filter dalam melahirkan sebuah pemikiran. Maksudnya, apa yang ia fikirkan haruslah melalui sebuah saringan bernama aqidah tadi. Sedangkan aqidah menjelaskan rinciannya dalam kalamullah dan sabda Rasulullah saw, Al-Qur’an dan Sunnah. Inilah filter kita, ini standar orang beriman, bukan yang lain.

Sekarang coba kita sebutkan beberapa hal yang bersih, yang lahir dari Al-Qur’an dan Sunnah yang bisa kita masukan ke dalam otak kita. Diantaranya, Allah itu Tunggal, Muhammad itu Rasulullah dan khatamun nabiyyin, Al-Qur’an adalah Kalamullah, sami’na wa atha’na terhadap ketentuan Allah dan Rasul, Wajib menjalankan shalat lima waktu, Haram memakan barang haram, dilarang bertransaksi ribawi, gak boleh menampakan aurat kepada selain mahrom, harus birrul walidain, pencuri itu hukumannya potong tangan, jihad itu wajib, punya khalifah itu tidak boleh tidak, bersatu dan tidak berpecah belah, wajib menerapkan syari’at islam, wajib menegakan Khilafah, serta masuk islam secara kaffah itu sebuah keharusan.

Apa yang saya sebutkan diatas hanya sebagian diatara sekian banyak “hal-hal bersih” yang harus dimasukan kedalam otak orang beriman. Jika ada seseorang yang didalam otaknya malah berisi hal-hal yang bertentangan dengan “hal-hal bersih” ini, maka dengan pasti bisa disimpulkan otak yang bersangkutan adalah kotor. Nah, bagi yang otaknya bersih, jangan menunda lagi untuk segera membersihkan otak orang yang kotor tadi. Bagaimana caranya? Otak yang bersih akan tahu jawaban pertanyaan ini.

Untuk menambah kejelasan bagaimana otak yang kotor, berikut penulis menyebutkan diantaranya. Namun sebelumnya penulis ingatkan, jika pembaca merasa apa yang akan penulis sebut ada didalam otak pembaca, maka jangan menunda diri untuk mencuci otak pembaca sendiri, atau jika tidak mampu segera datangi orang yang pembaca anggap punya otak bersih. Oke?

Ini dia beberapa “hal-hal kotor” yang harus diketahui agar tidak masuk dalam otak. Diantaranya, percaya sama gunung, batu, atau pohon bahwa bisa memberi mudharat atau manfaat, Allah itu gak punya dan gak bisa memberi aturan hidup bermasyarakat, syari’at islam itu kejam, nasionalisme harga mati, ajaran Muhammad budaya orang arab, Orang kafir juga masuk surga, carilah kesenangan dunia dengan menghalalkan segala cara, pake baju seksi itu keren dan modis, gak pacaran gak gaul, dan demokrasi ajaran Islam.

Sekali lagi, silahkan pembaca scan otak masing-masing, apakah ada “hal-hal kotor” di dalamnya. Jika ya, maka bersegeralah untuk men-delete semua itu. Jangan lupa, file sampah di recycle bin harus juga segera dimusnahkan agar otak anda tak kembali kotor. Sebaliknya, kalo di dalam otak pembaca ternyata penuh dengan file-file putih, sebagai lambing sesuatu yang bersih, saran saya untuk di lock secepat mungkin. Jangan biarkan virus pembangkangan terhadap perintah Allah merusak tauhid dan ketaatan kita kepada-Nya. Inilah cuci otak itu. So, jadilah pencuci otak manusia dan berbangga hatilah karena saat anda jadi pencuci otak, berarti otak anda dalam keadaan bersih. Insya Allah! []

Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Muhammad Tohir // 09.20
Kategori:

0 komentar :

Posting Komentar

Ikhwah fillah, mohon dalam memberikan komentar menyertakan nama dan alamat blog (jika ada). Jazakumullah khairan katsir

 
Semua materi di Blog Catatan Seorang Hamba sangat dianjurkan untuk dicopy, dan disebarkan demi kemaslahatan ummat. Dan sangat disarankan untuk mencantumkan link ke Blog Catatan Seorang Hamba ini sebagai sumber. Untuk pembaca yang ingin melakukan kontak bisa menghubungi di HP: 082256352680.
Jazakumullah khairan katsir.