30 Oktober 2011

Cerita Ideologis: Bukit 233 (Bagian ke-2)


Sejurus kemudian, Izetbegovic dan Andre terlihat sedang membicarakan sesuatu.Wajah Andre yang semula kalem berubah Terkejut, ia sepert mendengar suatu hal yang tak dapat ia percaya.Sementara Izetbegovic -- seorang mantan Prajurit Bosnia, yang sudah kenyang makan asam - garam peperangan semenjak perang Bosnia di Tahun 90-an, dan muslim yang taat itu --tampak biasa saja, entah hal apa yang dibicarakan kedua orang itu.
Sementara sekitar 100 meter dari mereka 2 orang anggota tentara Islam yang sedang rehat di bawah naungan sebuah pohon Rindang, keduanya tampak bercakap-cakap akrab."Ali Bagaimana kabar adikmu yang sedang menuntut Ilmu di Qom?"
tanya seorang Tentara berjenggot lebat dan panjang yang bernama Salim kepada temannya Ali Akbar."Dia sekarang sudah hampir lulus, sebentar lagi aku akan punya adik yang bergelar Ayatullah, he he he , sedang aku sendiri cuman Tentara Biasa, aneh ya" jawab Ali Akbar yang seorang syiah, dengan sedikit canda."Kenapa kamu bilang seperti itu kawan, aku yakin - seyakinnya adikmu Sangat Bangga memiliki Kakak yang Berada di garis depan, bertaruh nyawa demi kemenangan Khilafah kita, Demi kesatuan kita Umat Islam, demi Tegaknya Hukum-hukum yang Juga dipelajari adikmu di Hauzah Ilmiyah Qom (Pesantren/Sekolah Teologi Syiah)!" Kata-kata Salim yang seorang Salafi mencoba menenangkan Teman karibnya itu.
Ahmad Salim dan Ali Akbar , dua orang Tentara Islam, sama-sama taat pada keyakinannya, yang satu seorang Sunni Salafy dan yang satu seorang Syiah.Tak seperti dulu di masa Khilafah belum berdiri, dimana banyak sekali terjadi saling Hujat antara Syiah dan Sunni ( terutama salafi) Saling mengkafirkan, mereka termakan oleh strategi barat dalam mengadudomba umat Islam. Mereka berdebat dalam hal yang sebenarnya, sama-sama mereka tidak tahu secara jelas ( kebanyakan mengambil dalil dengan asal comot di internet, atau "kata teman" ) yang penting bila dalil itu melawan musuh mereka maka mereka pergunakan, sementara kewajiban bersatu mereka mentahkan dengan alasan bahwa golongan lain merupakan "penyimpangan".Namun mereka lupa bahwa Entah Sunni dan Syiah memiliki akar yang sama, Yaitu Tauhid pada Allah, Mengakui Kenabian Muhammad SAW , mengakui Alqur'an sebagai Kitab Suci, tapi mereka selalu berdebat mengenai masalah cabang, yang kadang bahkan tidak ada gunanya diperdebatkan, sementara Umat muslim di seluruh dunia sperti palestina, Kashmir, Lebanon, Afghanistan, Irak, Chechnya dan lain-lain sangat menderita dan Butuh segera tegaknya Khilafah, Orang-orang yang suka berdebat itu hanya mementingkan egonya, Akal mereka berkata itu untuk kemurnian Islam, namun sebenarnya Hati mereka melakukan perdebatan itu ( entah di internet, di seminar, atau melalui saling menerbitkan buku ) hanya agar dirinya mendapat predikat Islam yang paling murni, Intelektualitasnya diakui, dan lawannya dihinakan, sama sekali Bukan tuk kejayaan Islam dan Umat Islam secara keseluruhan.
Namun , Alhamdulillah Sang pembolak-balik hati manusia, Allah Ta'ala telah membalikkan hati Muslim entah Sunni atau Syiah , yang tadinya saling hujat menjadi bersatu, tadinya saling mengkafirkan jadi saling memanggil saudara, sehingga dengan Mudah berbaliklah keadaan, Dari perpecahan menjadi Persatuan Total dalam Wadah sebuah Negara, dimana Keyakinan Ruhaniyah dihormati, dimana setiap sekte yang tetap Berpegang pada Alqur'an dan Hadist di Dengar pendapatnya, diaman Setiap Umat dididik Untuk memahami Mazhab yang lain dan menghormati saudarannya yang berbeda Mazhab.Khilafahlah yang sanggup melakukan itu semua atas izin Allah SWT, Sehingga terciptalah masyarakat muslim yang berkasih sayang terhadap sesamanya dan mampu mengayomi umat beragama lainnya.
Kembali kepada Sersan Andre, Saat itu ,Sersan Andre menelpon Istrinya untuk melepas kerinduan pada Istri tercinta, dan Juga kedua anaknya.Andre berucap "Sayang gimana keadaan di rumah ? apa Syifa sudah mau kau tinggal ketika di sekolah ?” Tanya Andre pada Istrinya, “Sudah , syifa juga sduah bisa menghapalkan setengah isi dari juz’amma lho Pak,..”.”Alhamdulillah, tapi jangan cuman dihapalkan, Kamu juga harus mengajarkan artinya, misal surat Al-Ikhlas, kamu bisa mengajarkan bahwa Allah itu satu, maka Dia tidak mungkin beranak, atau menjadi anak..., Trus juga mengenai kewajiban memakai Hukum Allah akibat sifat maha-Esa, itu..” Andre berucap secara Bijak pada istrinya Ranti.
Sesaat Ranti terdiam, kemudian berucap “Alhamdulillah Ya Allah,..”. Andre yang merasa tidak ada kejadian yang membuat Ranti harus mengucap rasa Syukur, mengerutkan kening lalu berkata, “kenapa Ranti, kamu kok Berucap syukur, ada apa ?” .”Aku bersyukur mas, aku bersyukur kamu sudah berubah, 180 derajat dari yang dulu, Hal ini adalah satu hal yang paling membahagiakanku selain anak-anak kita..” Jawab Ranti.”Oh, Ranti sudahlah, mas tahu kamu senang dengan perubahanku, tapi justru mas sedih bila ingat hal itu, .. Mas ikhlas Ranti, sebab dulu mas telah banyak berbuat salah” Jawab Andre dengan suara yang tiba-tiba berubah Kelam.
Mengapa Andre berucap bahwa dulu ia pernah berbuat salah ? Mengapa pula Ranti mengucapkan Syukur ? Alkisah dulu sebelum Khilafah berdiri, di Perumahan Tempat Sersan Andre dan Istrinya Ranti tinggal, Hadirlah keluarga baru yang Merupakan pindahan dari Daerah Bandung, Dan kebetulan keluarga itu adalah Pasangan Aktivis Pro-Syariah dan Khilafah.Sang suami merupakan seorang aktivis Yang tangguh dan Cerdas dalam mengembangkan dakwahnya di Perumahan itu, sedang sang Istri nampak bagai Ustadzah yang mampu memikat Hati ibu-ibu di kompleks perumahan tersebut untuk ikut mengaji.Sementara Keluarga Sersan Andre sendiri (pada saat itu ) merupakan keluarga yang sangat jauh dari Nilai agama , Ranti sama sekali Tidak menutup aurat secara benar, dan masih sering memakai Pakain “Modern” yang menampilakan aurat., sedang Andre pada saat itu merupakan Seorang perwira muda yang sedang menanjak Karirnya di Unit Pasukan Khusus ( KOPASSUS ) tempat ia bertugas.
Namun Hidayah Allah tak bisa dicegah oleh siapapun, Alkisah Ranti yang sering bertemu dengan Ustadzah Aktivis tetangganya tersebut, sedikit-demi sedikit mulai tersirami nilai-nilai Islam.Sehingga akhirnya Ranti mulai mengikuti kajian yang diadakan sang Ustadzah bagi Ibu-ibu di Kompleks tersebut.Hingga suatu hari ketika Andre pulang dari Tugas,Andre melihat Ranti sudah memakai Jilbab ( meski masih memakai Celana Panjang Jeans ) , Andre nampak kaget, namun ia berpura – pura gembira sebab saat itu andre berpikir bahwa Istrinya hanya mengikuti Ibu – ibu di kompleksnya yang banyak memakai Jilbab, waktu itu andre hanya berucap dalam hati “gak pa pa pake kerudung, yang penting jangan ikut-ikutan fanatik kayak orang-orang yang demo di jalan barusan, masak zaman udah modern masih nuntut balik lagi ke kerajaan Islam..”.
Namun perubahan Ranti bukan hanya di situ, sinar hidayah yang terus membesar dalam hatinya telah membuat Ranti menyadari pentingnya penerapan syariat Islam dalam kehidupan, Hingga suatu hari, Ranti merubah total penampilannya dengan memakai Jilbab yang menutupi hingga Dada, dan memakai Gamis yang longgar, demi menjaga Auratnya secara lebih sempurna dari lawan jenis.Andre Sontak Kaget saat Ia pulang kerumah, kemudian Andre langsung “menginterogasi” sang Istri Ranti.Hari itu juga Andre murka karena ternyata Ranti menjawab dengan jawaban yang tegas mengenai pentingnya Syari’ah dan Khilafah bagi Umat Muslim sedunia.Andre yang mendapat pendidikan Militer Sekuler, yang Hanya memikirkan Negara kebangsaan, MURKA mendengar jawaban Ranti tersebut, hingga Sampailah Tamparan tangan Andre ke wajah Istri tercintanya PLAKKK!!, “apa – apaan kamu, kamu mau ikut-ikutan fanatik kayak ibu – ibu yang pada demo di jalan itu!!!, Kamu mau Ndiriin Negara Agama, Hah!!! Mau malu-maluin Aku di Depan Komandan!!!, atau kamu mau aku ceraikan saja!!!” begitulah murka Andre saat itu, murka yang begitu besar hingga ia berkata kasar dan memukul istrinya ( hal yang tak pernah Andre lakukan, meski ia seorang Tentara).Saat itu Ranti hanya bisa menangis sesenggukan, dalam hatinya ia berdo’a pada Allah agar suaminya diberi kesadaran dan berhenti menyiksa dirinya.
Hari berlalu, Andre masih menentang perubahan pola pikir dan penampilan Ranti, sementara Ranti yang masih takut dengan suaminya hanya berusaha mendidik anak-anaknya dengan Pengajaran Islam ( sesuatu yang selama ini tak pernah Ranti lakukan).Tapi, Meski bersabar , bukan berrarti Ranti tidak berikhtiar untuk meluluhkan Hati andre, Ranti malah semakin telaten melayani suaminya tersebut, mulai memasak lebih enak, merapikan rumah dan kamar tidur, menyetrika lebih rapi, hingga menyiapkan air panas bagi Andre yang waktu itu pulang malam.
Suatu hari, Andre pulang malam dari dinas, Karena tak tampak kemarahan di wajahnya, Ranti mencoba mendekati Andre “mas, Mas Andre kan capek, mau Istirahat dulu, atau mau makan, apa Mandi..? kalau mau Mandi Ranti sudah siapin air hangat untuk mas..” Ranti berkata dengan mesra pada suaminya.Sesaat Andre bengong, kemudian andre berkata lirih “Ranti, kenapa kamu jadi seperti ini..? mas seneng kamu belajar agama, tapi jangan fanatik dong..” sahut Andre.Rantipun menjawab pertanyaan Andre dengan sabar dan mengeluarkan dalil – dalil yang bisa diterima Logika Pria, tapi hebatnya Ranti sama sekali tidak menunjukkan bahwa pengetahuannya di atas andre, sehingga beberapa nilai-nilai dakwah bisa ia sampaikan pada suaminya.
Begitulah ketelatenan Ranti mendakwahi Andre setiap hari, hingga akhirnya, sehabis makan malam pada suatu hari Andre memanggil istrinya dan berkata “dek Ranti, mas merasakan ada sesuatu yang beda pada pelayananmu pada mas akhir-akhir ini, kamu seakan jadi lebih rajin, ada apa sih ?”. “Mas, ketika Ranti jadi Istri mas Andre dulu, itu berarti Ranti sudah Berikrar pada Allah untuk melayani mas, melahirkan anak-anak mas, serta menemani mas dalam keadaan apapun, Ranti cuman tidak boleh nurutin mas, kalau Ranti disuruh melanggar perintah Allah, contohnya ketika mas menyuruh Ranti melepas Hijab ini..” Jawab Ranti polos.Sesaat Andre terdiam, “trus, mas juga pengin tahu apa sih yang diajarkan Pasangan Ustadz di Blok B itu ? mereka mau Ngajakin buat Negara agama ya ? atau gimana ?” jawab andre, sama sekali tanpa rasa marah.”mas gini saja, Mas Andre kan wawasannya luas, kalau Ranti yang jawab, mas malah akan bingung, karena ilmu Ranti masih cetek..., lebih baik mas sama Ranti kapan2 main kerumah ustadz Wahyu itu (pasangan aktivis di komplek mereka ) trus mas diskusi sendiri, kebetulan besok Ranti ada pangajian dg istri beliau, nah sementara Ranti ngaji, mas ngobrol-ngobrol aja sama Ustadz Wahyu.., Gimana mas Andreku yang Baik, mau ya..?”.”kamu itu , sebelum berjilbab sama sesudah memang masih sama, Paling bisa ngerayu mas, iya deh besok mas anter, tapi mas nggak mau ikut ngaji lho..., nggak enak kalo ketahuan temen satu Pleton” Jawab Andre.Rantipun tersenyum.
Begitulah kerja Allah yang Indah, Andre yang semula menolak mentah-mentah dakwah Khilafah dan Syari’ah akhirnya mulai sering bertemu ustadz Wahyu.Dari situ andre mulai terbuka pikirannya, karena Ustadz wahyu menyampaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh seorang tentara seperti Andre.Andrepun mulai meyakini pentingnya Khilafah setelah dijelaskan Konflik Indonesia – Malaysia dan siapa yang akan diuntungkan dari situ, tentang strategi militer Amerika, tentang kejatuhan Rezim di TimTeng , dan perpolitikan Di Indonesia yang Carut – Marut, Semuanya bermuara pada satu kesimpulan: Tegakkan Khilafah Islamiyyah!
Bukan berhenti sampai situ saja, Andre mulai mengajak tetangga-tetangganya , seperti Pak Somad yang guru, Pak Haryanto yang Seorang PNS, Pak Puji yang dikenal sebagai Kontraktor kawakan, dan beberapa tetangga lain yang akrab dengan Andre, untuk ikut kajian rutin di rumah Ustadz Wahyu, semua proses terus berjalan.Banyak Andre-andre lain yang bermunculan di seluruh Indonesia, dan bahkan dunia .Bagaikan sadarnya Umar Bin Khattab dahulu.
Hingga Akhirnya tibalah Nasrullah , Pertolongan Allah, dimana keadaan Timur Tengah Memanas, protes – Protes Raksasa di dunia Islam menuntut tegaknya Khilafah Terus membahana, Dukungan dari berbagai kalangan termasuk militer juga terus mengalir, Tak terkecuali Andre yang telah beberapa Tahun ini menjadi seorang tentara sekaligus aktivis dakwah, saat kekacauan itu Andre terus mendakwahi rekan-rekan satu korpsnya untuk mendukung berdirinya khilafah, dan meyakinkan mereka bahwa khilafah tidka akan menghancurkan Indonesia, tapi justru menguatkan Indonesia berkali-kali lipat dengan penyatuan militer, Dana Pertahanan, dan Teknologi Militer Gabungan dari negara-negara Islam.Sampai Akhirnya Ketika Khilafah benar-benar berdiri Andre manjadi salah satu dari Jutaan Orang yang merasa bangga di hadapan Allah bahwa dia telah berkontribusi kepada perjuangan.
Namun sampai ketika Andre menelpon Istrinya dari medan perang barusan, masih ada satu luka di hati andre yang terus ia sesali, yaitu mengapa dulu ia pernah membentak dan memukul istrinya ketika sang istri bersikeras ingin berjuang untuk islam.Sampai sekarang Andre terus merasa bersalah, bahkan di sholat malamnya ia sering meneteskan air mata bila memohon ampun pada Allah tentang hal itu.
Kita kembali pada Andre di masa kini Yang sedang menelpon istrinya.”Dek Ranti maafkan mas ya, dulu membentak dan memukulmu saat kamu pertama pakai Hijab.., sekali lagi mas minta maaf ya..” Kata-kata Andre meluncur lembut penuh penyesalan. “Mas, mas Andre kan sudah berubah, bahkan dulu Ranti lihat mas sangat gigih nyebarin ide Khilafah di kompleks kita, trus Ranti kan udah bilang berkali-kali Ranti sudah maafin mas andre, Ranti paham dulu itu karena mas nggak tahu..., Udah mas gak suah minta maaf terus, malah sebenernya...” Ranti tidak melanjutkan perkataannya. “”sebenernya apa dek ...” Andre bingung mengapa Ranti terdiam.””sebenernya Ranti malah jauh lebih sayang dan Bangga melihat mas Andre yang sekarang, Yang maju berperang, Ngorbanin nyawa dan ninggalin keluarga Demi Islam..., Bukan demi Negara Indonesia saja, trus Ranti juga bangga sekarang Mas Sangat dekat sama Allah..., dan jadi imam yang lebih baik dari pada dulu, beneran deh mas..” Kata Ranti pada Andre.Sontak saja, dipuji seperti itu Andre jadi bingung mau njawabnya, karena pada dasarnya andre merupakan Pria kaku yang tak bisa mengeluarkan kata-kata Romantis, meski pada Ranti yang sudah hidup dengannya selama 12 Tahun.”ehem, iya2 makasih , Udah ah, nanti mas nggak Ikhlas karena Allah nih berperangnya, he he he.., udahan dulu ya , Besok pagi, sesudah shubuh misi Pasukan mau segera dilaksanakan, mas sama pasukan Harus Terjun dari pesawat ke Titik Komando Vital Milik Israel”.”Iya mas, Ingat mas, Jangan takut Sama apapun kecuali sama Allah, seandainya mas harus ngorbanin nyawa Ranti dan Anak-anak Rela, Kami malah Bangga punya Suami dan Ayah yang seorang Mujahid, tapi..” Ranti tak sanggup meneruskan kata-katanya karena suaranya sudah tertelan oleh Isak tangisnya.Begitulah akhirnya Telepon antara Andre dan ranti yang bisa jadi merupakan telepon terakhir mereka, Sang Istri meskipun takut kehilangan suaminya, Ikhlas melepas suaminya berjuang membela Islam, dan sang suami harus Rela untuk beresiko tidak bertemu dengan istri yang dicintainya serta 2 permata hatinya.Percakapan Melalui telepon itu mendadak berubah menjadi Haru biru, dan penuh Saling mendo’akan agar diberi perlindungan serta kemenangan, benar-benar pemandangan yang mengaharukan bagi sesiapa yang melihatnya.
Singkat cerita, waktu telah beranjak Shubuh,Di sebuah Tenda , nampak 2 orang prajurit yang sedang melakukan shalat Shubuh berjama’ah.Tampak setelah Rukuk sang Imam menaikkan tellapak tangan untuk melakukan Qunut, namun sang Makmum hanya ikut berdiri tanpa menengadahkan tangannya, singkat cerita selesailah mereka berdua melakukan shalat.Sang Imam yang bernama Saeful Huda, meruapakan Putra dari seorang Kyai N.U ternama di daerah Jombang, di salah satu Provinsi milik khilafah yaitu Indonesia ,ia memasuki Dinas militer Khilafah, setelah menyelesaikan studinya di bidang Teknik Sipil.Sedang sang makmum barusan, bernama Ahmad Aji Prawiro merupakan seorang Putra dari keluarga Muhammadiyyah di Jogjakarta, ayahnya masih keturunan K.H. Ahmad Dahlan yang pendiri Muhammadiyyah itu.
Selesai Sholat mereka bercakap-cakap akrab, sambil menunggu panggilan berkumpul untuk melaksanakan Tugas Penerjunan ke Titik Vital Israel.”Ful, gimana Peluru Anti – Tanknya dah kamu siapin” tanya Aji.”Alhamdulillah, kmaren aku udah disuruh ngambil Logistik oleh Sersan Andre di Jordan Utara, keliatannya meski kita bertempur sengit, sampai 5 hari Stok Anti-Tank masih cukup” jawab Saepul.Mereka berdua memang berada dalam Unit anti tank di batalion Sersan Andre, senjata Anti Tank berfungsi khusus menghancurkan Tank, jadi jelas, bila yang dihancurkan adalah Tank yang merupakan kendaraan lapis baja, maka Senjata Anti-Tank termasuk berat bila dibopong sendiri, oleh karena itu setiap Unit anti-tank memerlukan minimal 2 Prajurit, yang bergiliran sebagai penembak dan pengisi Amunisi.
“Gimana istrimu, yang mau melahirkan sudah kamu telpon?” tanya Aji dengan akrab.”iya sudah , doakan ya biar anakku jadi orang sholeh dan berguna bagi Agama, Serta Negara Khilafah kalo udah besar..” Pinta Seful pada Aji. “Amiin, gak usah kamu ingatkanpun, setiap sholat aku sudah berdoa untuk anakmu kelak , kamu sudah kuanggap lebih dari saudara, Kamulah yang telah menyelamatkanku waktu kita Ngusir Brigade Israel seminggu yang lalu, waktu itu aku ingat aku masih membidik Tank Merkava di depan kita, tapi aku sama sekali gak liat sniper israel di atas bukit yang sedang mbidik aku, untung sudah kamu bunuh duluan tu Zionist, aku berharap anakmu meniru sifat setia kawan ayahnya kelak..” Kata Aji pada saudara seimannya itu.”ahh, gak usah diingetin terus deh, Itu kewajibanku Ji’ , kamu kan saudara seiman, kalo aku gak nolong kamu Yo malah Duso aku, ngko ditakoni nang akherat piye ? ( nanti ditanya di akhirat gimana ?) , hahaha..” begitulah dua orang sobat yang berbeda dalam beberapa Ritual ibadah itu saling bercengkrama, Rupanya Berjuang dalam satu Panji membela Khilafah telah membuat Hati mereka bersatu , tak mempermasalahkan perbedaan mereka.Indahnya Persaudaraan dalam Islam.
Ketika Saeful dan Aji sedang bercengkrama, tiba-tiba terdengar sirine dari Pusat Komando, menandakan waktunya hampir Tiba, Waktu untuk segera membuktikan janji di hadapan Allah, Untuk berjuang Sepintar-pintarnya, sewaspada-waspadanya, seberani-beraninya di medan laga, melawan para Penentang Hukum Allah dan Pembunuh Umat Muslim.Aji dan Saeful segera bergegas membawa senjata mereka, di kejauhan Tampak pula Ali Akbar dan Salim yang masing-masing membawa Senapan Otomatis mereka.Dalam Hati setiap Prajurit Musli saat itu, hanya Terngiang dua Hal : Mati Mulia Membela Agama Allah atau Pulang Kembali ke Negeri Khilafah dengan Kemenangan Yang gemilang.
Singkat cerita sampailah kita di sebuah Pesawat, Pesawat yang Membawa Sersan Andre bersama Anak buahnya untuk diterjunkan di wilayah yang dikuasai Israel dan pasukan Amerika.Selain pesawat itu, ada sekitar 200 Pesawat lain yang diberangkatkan dari Jordania, Sementara 300 pesawat lain Diberangkatkan dari Mesir, dan 300 Lagi dari wilayah yang dulunya menjadi wilayah Saudi Arabia.Strategi yang diterapkan Amir (pemimpin Perang ) Tentara Islam waktu itu adalah melakukan “Potong Jalur” yaitu hanya melewati pasukan Israel dan Amerika yang sebagian masih bercokol di wilayah perbatasan Lebanon dan Jordania, serta Semenanjung Sinai, lalu menyerang langsung ke jantung pertahanan israel di Jerusalem dan sekitarnya.Bila rencana Ini gagal sudah disiapkan Rencana Cadangan yaitu mengirim 1, 5 Juta Tentara Islam yang sudah siap di Perbatasan Jordania –Israel untuk menyerbu lewat darat, dan mengirim 1 Juta orang lainnya melalui serangan laut yang diberangkatkan lewat pantai Mesir, sedang sekitar 2,5 Juta Tentara Islam dan 5 Juta Sukarelawan Mujahidin sudah ditempatkan di Turki, Bosnia ,Kazakhtan dan Pakistan, untuk jaga-jaga bila seandainya Uni-Eropa, China , Atau Rusia ingin ikut campur dalam konflik ini.Di masa itu, Tentara Islam memang seperti tak pernah kehabisan Personil, tak seperti amerika dan israel yang sudah mulai kewalahan dengan kurangnya Tentara, Dana untuk berperang, belum lagi protest 2 serta ekonomi dalam negeri mereka yang carut – marut.
“Assalamu’alaikum !!! “ Sersan Andre berkata lantang saat mem-briefing pasukannya dalam pesawat.”Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu!!!” Jawab sekitar 200 Orang pasukan dalam pesawat tersebut.”Hari ini adalah hari pembuktian, Hanya Allah Yang Maha Perkasa, dan Kita Hari ini sedang berjuang Untuk kemenangan Negara Khilafah!, Negara yang merupakan Pengatur dan Pelindung kita umat Islam!!, jadi siapa yang Ingin anak-anaknya dapat menjalankan syariat Islam dengan tenang, Siapa yang ingin Istri, saudara wanitanya, atau ibunya bisa terus memakai Hijab dengan benar, Maka Berperanglah dengan Gagah berani!!! Jangan takut pada apapun, Takutlah pada Allah..!! Innallaha Ma’ana!! dan Ingatlah Kalian tidak akan pernah kalah dalam Perang Ini ! Bila kalian Gugur, Kalian akan masuk kedalam Surga Yang Telah Allah Janjikan, Bila kalian selamat, maka kalian akan dapat Berkumpul kembali dengan Keluarga Kita di Negara Khilafah, Takbiiiirrr!!!!!!!,

“Alllaaahuuu Akbarrrrr..!!!!!!!!” gemuruh pasukan satu pesawat itu bertakbir mendengar Siraman Semangat dari pemimpin mereka.

Lalu Andre melanjutkan Instruksinya, “Hari ini Pasukan kita diberi Tugas khusus yang sangat penting, Kita akan diturunkan di Lembah berkode 231 ( dalam militer, nama daerah sering dinyatakan dalam angka) secepatnya kita Bersihkan Pos – pos Israel di sana, kemudian Kita maju Kearah Utara, kita akan Mengambil daerah Penting, Yaitu : “BUKIT 233”

Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Muhammad Tohir // 07.55
Kategori:

0 komentar :

Posting Komentar

Ikhwah fillah, mohon dalam memberikan komentar menyertakan nama dan alamat blog (jika ada). Jazakumullah khairan katsir

 
Semua materi di Blog Catatan Seorang Hamba sangat dianjurkan untuk dicopy, dan disebarkan demi kemaslahatan ummat. Dan sangat disarankan untuk mencantumkan link ke Blog Catatan Seorang Hamba ini sebagai sumber. Untuk pembaca yang ingin melakukan kontak bisa menghubungi di HP: 082256352680.
Jazakumullah khairan katsir.