Dalam beberapa hari ini dan kemungkinan akan terus berlanjut hingga akhir maret, hangat dibicarakan isu akan datangnya Obama ke Indonesia. Menurut berita obama akan berkunjung ke Indonesia pada pada pertengahan maret ini. (indomagz.com)
Dalam kunjungannya nanti itu, rencananya Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan secara resmi meluncurkan US-Indonesia Comprehensive Partnership, sebuah inisiatif di mana Amerika Serikat akan memperluas dan memperkuat hubungan dengan Indonesia untuk menangani isu-isu regional dan global. (www.indomagz.com)
Kemitraan tersebut juga dimaksudkan untuk lebih merekatkan tali kerjasama kedua belah pihak. Tidak hanya menyangkut satu isu, namun juga hubungan yang lebih merata, baik di bidang energi, iptek, perdagangan, investasi, pendidikan, dan lain sebagainya. (detik.com)
Ada diskusi tentang penyusunan isi kemitraan komprehensif yang akan diluncurkan. kata Jurubicara Presiden, Dino Patti Djalal. Makna dari kunjungan adalah untuk mengintensifkan hubungan Indonesia-Amerika untuk beradaptasi dengan tantangan abad ke-21.(detik.com)
Reaksi akan rencana terebutpun beragam. Ada yang berharap kunjungan itu benar-benar dilakukan, karena mereka menganggap datangnya Obama ke Indonesia akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. Bahkan salah seorang petinggi ormas islam yang dikenal sebagai tokoh islampun memberikan pernyataan bahwa berkunjungnya Obama ke Indonesia akan memperbaiki hubungan Amerika dan dunia Islam. Ada pula yang member reaksi sebaliknya. Mereka menolak kedatangan obama ke Indonesia. Mereka yang menolak ini berasal dari tokoh-tokoh dan ulama yang mengetahui bagaimana track record Obama selama menjadi Presiden Amerika terhadapa ummat Islam.
Sebelum kita menentukan sikap kita dalam member reaksi terhadap rencana berkunjungnnya Obama ke Indonesia, maka kita harus bisa melihat fakta yang ada dengan benar tentang Obama dan Negara yang dipimpinnya, kemudian mengaitkannya dengan nash-nash yang berkaitan dengan rencana tersebut.
Fakta Obama dan Amerika
Ketika Obama dilantik menjadi Presiden Amerika, banyak kalangan yang berharap hal itu akan membawa arus perubahan yang berarti bagi dunia Islam. Namun sayang, hingga detik ini harapan itu hanya tinggallah harapan. Tak ada perubahan yang berarti. Yang ada malah sebaliknya, Obama melanjutkan “ritual” pembantaian kepada kaum muslimin di negeri-negeri Islam yang diwariskan oleh presiden Amerika sebelumnya, George W. Bush.
Lihat misalnya, Obama mengirim 3000 pasukan militer ke Afghanistan yang mengakibatkan ribuan nyawa kaum muslimin disana meninggal. Padahal saat yang sama dia mendapat Nobel Perdamaian (bataviase.co.id). Hal itu terus berlanjut hingga detik ini, dimana Amerika melakukan sebuah operasi yang disebut dengan operasi Mistarak dalam rangka menghancurkan basis-basis aktivis Mujahidin. Dan dengan pertolongan Allah lebih dari 1000 pasukan asing (Amerika dan sekutunya) yang tewas selama berada Afganistan. (eramuslim.com)
Lihat juaga bagaimana Amerika membiarkan Israel terus-menerus membunuh kaum muslimin di Palestina. Kita masih ingat bagaimana Israel telah membunuh lebih dari 1300 jiwa kaum muslimin di Palestina, tepatnya di jalur Gaza pada awal 2009 yang silam. Dan kebiadaban Israel terus-menerus hanya didiamakan saja oleh Amerika. Termasuk ketika Israel mengusir kaum muslimin yang inging shalat di Masjidil Aqsha’. Hal ini wajar karena memang Amerika dan Israel merupakan “dua sejoli” yang saling ta’awanu alal istmi wal ‘udhwan.
Dalam pidatonya, Obama berjanji akan membasmi Hamas, akan menangkap membunuh Osama bin Laden dan menghancurkan Taliban, serta mendukung Israel. bahkan dalam dalam kampanyenya Obama menegaskan bahwa dirinya adalah "sahabat sejati" Israel”. Obama juga berucap Yerusalem seharusnya menjadi ibukota bagi negara Yahudi. (eramuslim.com)
Belum lagi di Irak, Pakistan, dan negeri-negeri muslim lainnya yang hingga saat ini dijajah oleh Amerika. Inilah fakta Obama dan Amerika. Mereka adalah musuh Islam.
Memuliakan Tamu adalah Wajib
Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi adab terhadap tamu. Ini lah yang diperintahkan Nabi Muhammad saw dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Shahihain. Beliau bersabda:
“Barangsiapa yang mengimani Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya (dhayfahu). Siapa saja yang mengimani Allah dan hari akhir, hendaklah menyambung tali silaturahmi. Siapa saja yang mengimani Allah dan hari akhir, hendaklah berkata hal-hal yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim)
Hadits ini dengan jelas mewajibkan kita untuk memuliakan tamu yang berkunjung ke rumah kita dan itu tidak terbatas hanya kepada orang islan saja, tetapi juga kepada semua orang meski orang tersebut kafir sekalipun. Karena dhayfahu dalam hadist tersebut bersifat ‘am (umum).
Jika Tamu itu adalah Obama
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist diatas, kita diwajibakan untuk memuliakan tamu kita, baik muslim maupun kafir. Inilah seharusnya sikap awal kita (ingat: sikap awal) kepada siapa saja yang berkunjung ke begeri kita, termasuk Obama.
Namun bagaimana jika yang berkunjung itu adalah Obama, Presiden dari Negara penjajah yang membunuh jutaan kaum muslimin? Tentu hukumnya berbeda, karena memang ada dalil yang menjelaskannya.
Dalam surah al-Mumtahanah ayat pertama, Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang.” (QS. Al-Mumtahanah: 1)
Dalam ayat ini Allah melarang orang-orang yang beriman untuk menjadikan musuh Allah, musuh Islam dan musuh kaum muslimin sebagai teman. Begitu pula sikap kita kepada Amerika, maka kita haram menjadikan mereka teman setia kita karena Amerika adalah musuh Allah, musuh Islam, dan musuh kaum muslimin. Hal ini dengan jelas dapat kita lihat pada fakta yang sudah disampaikan diawal tulisan. Dan pernyataan-pernyataan pemimpin Amerika yang dengan terang-terangan mengatakan bahwa “saat ini adalah masa Perang Salib”, seperti pernah diyatakan oleh Bush, presiden Amerika waktu itu dan hal itu diamini oleh semua pejabat Amerika (swaramuslim.com). Siapa lagi kalu bukan kita yang dimaksudkan mereka? Bukankah mereka adalah orang-orang salib?
Ini baru perkataan mereka saja, belum lagi kebencian yang ada dalam hati mereka tentu lebih besar daripada itu. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imran: 118)
Selain itu, islam mengajarkan kita untuk tidak menyakiti saudara kita sesama kaum muslimin. Allah swt berfirman:
“dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 58)
Hal ini dipertegas oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadist:
“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia tidak mendzaliminya dan tidak akan menyerahkannya kepada musuh.” (HR. Bukhari-Muslim)
Jika kita menerima kedatangan Obama berarti kita telah menyakiti kaum muslimin. Bayangkan seandainya yang menjadi korban-korban Amerika adalah kita disini, bagaimana rasanya jika kemudian saudara kita di negeri yang lain berpelukan dengan mesra dengan musuh kita? Apakah itu tidak mnyakitkan kita? Itulah yang akan dirasakan oleh saudara-saudara kita. Terutama saudara-saudara kita yang mersakan langsung secara fisik bagaimana kedzalimin yang dilakukan oleh Amerika seperti di Afghanistan, Irak, Pakistan, Palestina, dan di negeri-negeri yang lain. Apalagi dalam kunjungannya nanti, Obama dan SBY direncanakan akan membuat sebuah kerjasama US-Indonesia Comprehensive Partnership seperti dikutip di awal tulisan yang akan maengokohkan hegemoni Amerika di Indonesia.. Ini sama saja menyerahkan kaum muslimin kepada musuh islam!!!
Lihatlah ketika ada utusan Musailamah al-Kadzdzab yang menemui Rasulullah saw, maka Rasulpun bersabada, “seandainya kamu bukan seorang utusan, niscaya sudah aku penggal lehermu!” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Lihatlah sikap nabi, beliau tidak memberikan penghormatan kepada utusan musuh Islam yang berkunjung kepada beliau. Bahkan beliau menyatakan akan membunuh orang itu seandainya dia bukan seorang utusan. Ini menunjukan kewajiban kita untuk memberikan sikap yang keras kepada musuh Islam. Seperti ini pula seharusnya sikap kita kepada Obama.
Dengan penjelasan di atas, jelaslah bahwa HARAM menerima tamu dari kalangan orang-orang yang memusuhi Islam dan kaum muslimin, termasuk juga Obama.
Penutup: Tuntut Mati Obama
Islam memang memberi tuntunan untuk menjamu tamu dengan baik. Namun jika tamu itu adalah obama maka tentu hal itu berbeda karena Obama adalah pembunuh saudara-saudara kita di Iraq, Afghanistan, Palestina dan negri-negri Islam lainnya, meskipun dia bukan eksekutornya namun Obama-lah yang menjadi komandonya (otaknya).
Obama adalah pembunuh yang menyebabkan banyak ister-isteri kaum muslimin menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim. Maka sikap kita bukan menyambutnya dengan senyum manis, tetapi seharusnya memberikan penolakan yang keras akan kedatangan Obama dan menuntutnya untuk di hukum mati. Wallahu a’lam bishshawab.
0 komentar :
Posting Komentar
Ikhwah fillah, mohon dalam memberikan komentar menyertakan nama dan alamat blog (jika ada). Jazakumullah khairan katsir