Dakwah itu seperti berada diatas sampan. Jika inginkan sampan melaju kedepan dan cepat sampai ketujuan maka tidak bisa kecuali dengan mendayung. Dan diantara kunci melajunya sampan adalah sinergi antara mendayung disisi kanan dan kiri. Kita bisa membayangkan bagaimana jika kita hanya mendayung hanya disebelah kiri atau disebelah kanan saja. Ya, sampan tak akan maju, yang ada malah akan muter-muter.
Begitu pula dakwah,jika inginkan dakwah maju dan dengan cepat mencapai tujuannya maka para pengemban dakwah harus memperhatikan dua sisi dayung dakwah: semangat dalam menyeru dan kedekatan diri kepada Allah. Saya rasa kita semua mafhum bahwa Allah tak akan memberikan perubahan terhadap keadaan manusia kecuali manusia itu sendiri yang melakukan perubahan. sebagaimana dalam firman-Nya:
"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (Q.S. ar-Ra'd:11)
disini kita dituntut agar kita bersemangat dalam melakukan ikhtiar perubahan, semangat dalam mengajak manusia berubah kepada keadaan yang lebih baik, menuju kepada Islam. Hanya saja jangan sampai lupa, semua yang kita lakukan tidak akan memberikan efek apa-apa tanpa campur tangan dari pembolak-balik hati, Allah Rabbul 'Alamin.
Kita telah mendengarkan kisah-kisah dalam untaian sejarah yang memberikan pelajaran berharga bagi para pejuang dakwah, bahwa kemenangan hanya diberikan kepada orang-orang yang memang dekat dengan-Nya, dan diantara orang-orang itu hanya yang terbaiklah yang berhak menerima pertolongan Allah. Saya rasa sejarah Muhammad Al-Fatih menjadi contoh mudah dalam memahami hal ini. Bagaimana beliau menyiapkan pasukan terbaiknya dengan memberikan gemblengan yang luar bisa, bahkan hingga menjelang perang, dari sekian banyak manusia yang digemblengnya ternyata beliau masih melakukan seleksi. Semua ini beliau lakukan untuk merealisasikan bisyarah Rasulullah SAW:
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad)
Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih sendiri tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya. Inilah panglima terbaik itu.
Lalu bagaimana dengan kita sekarang? atau bagaimana dengan saya?
Kita bisa jadi begitu bersemangat dalam dakwah, kita rela berkorban apa saja demi dakwah, tenaga, fikiran, uang hingga nyawa kita tak ragu sebagai "tumbal" keberhasilan dakwah. Saya tak memungkiri itu adalah amal dakwah, dan Allah akan memberikan pahala untuk semua itu. akan tetapi tujuan dakwah hanya akan tercapai jika Allah memberikan pertolongan, sedangkan Allah hanya akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memang layak untuk mendapatkannya.
Pertanyaannya, sudahkan kita layak mendapatkan pertolongan itu? atau sudahkah kita melayakan diri menerima pertolongan itu? sudahkan kita dekat dengan-Nya?
Dalam hal ini, saya mengajak diri sendiri dan para pengemban dakwah untuk berusaha agar Allah menilai layak kepada kita untuk menerima nushrah-Nya, tentu saja disamping semangat yang harus terus membara dalam dakwah. Setidaknya beberapa hal berikut musti menjadi amal harian dan habbit para hamlud da'wah dalam taqarrub ilallah:
1. Shalat berjemaah untuk Ikhwan
Diantara keutamaan (fadhilah) shalat berjemaah adalah sebagaimana dalam hadits Rasul:
- Seperti berjihad fi sabilillah
“Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang perkara yang akan menghapuskan kesalahan-kesalahan dan juga mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,”Menyempurnakan wudhu’ pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-tibath (berjuang di jalan Allah).”(HR. Muslim).
- Allah akan merasa gembira
“Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu’ dengan baik dan sempurna kemudian mendatangi masjid, ia tidak menginginkan kecuali shalat di dalamnya, melainkan Allah bergembira kepadanya sebagaimana keluarga orang yang pergi jauh bergembira dengan kedatangannya.” (HR.Ibnu Khuzaimah)
- Akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabb-nya, seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah berkumpul dan berpisah karena-Nya, seseorang yang dinginkan (berzina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, maka ia mengatakan,’ Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,seseorang yang bersadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di nafkahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu kedua matanya berlinang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan saat menjelaskan sabdanya, “Dan seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid.” artinya, sangat mencintainya dan senantiasa melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya. Maknanya bukan terus-menerus duduk di masjid.” (Syarh an Nawaw)
- Pahalanya seperti Haji dan Umrah
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya menuju masjid dalam keadaan bersuci (telah berwudhu’) untuk melaksanakan shalat fardhu (berjama’ah), maka pahalanya seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan ihram.” (HR. Abu Dawud)
- Akan dimuliakan Allah
“Barangsiapa yang berwudhu’ di rumahnya dengan sempurna kemudian mendatangi masjid, maka ia adalah tamu Allah, dan siapa yang di kunjunginya wajib memuliakan tamunya.” (HR. ath Thabrani)
Dan masih banyak keutamaan yang lainnya.
2. Tilawah Al-Qur'an
Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca Al-Qur’an. Di antaranya:
- Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat.
Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
- Mendapatkan predikat insan terbaik.
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)
- Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang mahir mambacanya.
Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadits yang lain:
“Siapa saja membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (At-Tirmidzi).
- Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar.
“Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
- Akan diangkat derajatnya oleh Allah
Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim)
- Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji Allah di hadapan makhluk-Nya.
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketengangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya." (HR. Muslim)
3. Shalat dhuha
- Akan dibuatkan istana di surga
“Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah)
- Akan diampuni dosa-dosanya
"Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan." (H.R Turmudzi)
4. Qiyamul Lail
“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat." (HR Tirmidzi)
Berfirman Allah SWT di dalam Al-Qur’an:
“Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS : Al-Isro’ : 79)
- Keutamaannya setelah shalat fardhu
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” (HR. Muslim)
- Do'a akan diijabah
“Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu.). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )
Nabi SAW bersabda lagi :
“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )
- Digolongkan sebagai orang yang selalu berdzikir
“Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanya disiram air.” (HR Abu Daud)
Bersabda Nabi SAW :
“Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir.” (HR Abu Daud)
- Merupakan tradisi orang shalih, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.
“Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
- Masuk surga Tanpa Hisab
“Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa."
5. Puasa sunnah senin-kamis
- Pada hari itu pintu-pintu surga dibuka
“Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)
- Hari dimana amal akan diperiksa
“Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Alloh dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan…” (HR. Muslim)
karenanya Rasulullah SAW berpuasa:
“Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At Tirmidzi)
- Hari senin merupakan hari dilahirkannya Rasulullah
Dalam shahih Muslim dari hadits Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab,
“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Al-Qur’an kepadaku pada hari tersebut.” (HR.Muslim)
- Hari kamis merupakan hari Rasul paling banyak safar
“Sangat jarang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar (untuk melakukan perjalanan) kecuali pada hari Kamis.” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain:
“Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (menang) beliau suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” (HR.Bukhori)
Demikianlah habbit beserta fadhilahnya yang harus kita bentuk dalam diri para pengemban dakwah. Ini bukan batasan, sehingga lebih afdhal lagi jika ditambah dengan amalan lain. Mari kita berdo'a semoga Allah memudahkannya untuk kita amalkan. Dan semoga dengannya Allah mempercepat naushrah-Nya sehingga negara adidaya yang kita citakan akan segera tegak. Ya Allah mudahkan hamba dalam menjalankan semua ini, Amin!!!
0 komentar :
Posting Komentar
Ikhwah fillah, mohon dalam memberikan komentar menyertakan nama dan alamat blog (jika ada). Jazakumullah khairan katsir