20 Juni 2011

Khilafah gak = Matematika


Sorry brader, ini catatan yang berantakan, tapi moga aja bisa memberi pencerahan. Catatan ini bukan bicara tentang pendidikan, namun tetap sebagai renungan mendidik. Catatan ini bicara tentang beberapa hal yang saat ini banyak dirasakan ummat islam, terutama orang awam. Kehendak untuk menulis catatan ini dimulai saat ane pulang dari warung makan. setelah seharian gak makan dan minum, bukan karena puasa, tp karena “sibuk” dan malas.
Nah, setelah selesai makan sebelum pulang ane bayar dulu, (ya iya lah… masa kabur?!). Pas keluar warung, ngidupin motor kemudian tarik gas… tak berapa jauh, sekitar 10 meter (mungkin) ada sebuah baliho iklan produk rokok yang sudah sangat dikenal masyarakat, baik ia merokok ataupun tidak. Rokok ini punya kata-kata unik yang sangat familiar. Kalo gak salah awalnya “bukan basa-basi”, terus jadi “Tanya kenapa?”, dan sekarang “go ahead”. Jujur ane sendiri gak paham apa maksud kata-kata ini, walaupun ane tahu bahwa kata-kata itu mempunyai “sihir” tersendiri. Kreatif! Sudah tahu kan rokok yang ane maksud? Ya, Sampoerna “A” Mild.
Kembali ke cerita…
Yang bikin ane berfikir adalah baliho yang ane lihat saat itu punya kesamaan sedikit dengan ane. Background dari iklan itu adalah seorang siswa yang berdiri di depan papan tulis yang penuh dengan hitungan rumus matematika. Matematika, itu kesamaannya. Hehe… Dan di pojok baliho, dengan font yang khas, ada kalimat “Bingung Mikir, Go A Head”.
Matematika, itu yang jadi focus ane. Ane tertawa sendiri saat melihatnya. Dan didalam hati ane mikir, “kenapa ya matematika itu identik dengan sulit, njelimet, dan berujung pada kebingungan?”. Coba Tanya aja pada adek, kakak, bapak, mama, om, tante, ustadz, bahkan guru kalo ditanya pelajaran apa yang paling sulit, maka bisa diprediksikan jawabannya adalah  matemarika. Prediksi ini mempunyai tingkat akurasi 95 %.
Padahal matematika itu tak beda dengan pelajaran yang lain, ia relative, dibilang sulit benar, dibilang mudah tidak salah. Kata kuncinya Cuma satu, paham. Orang yang memahami matematika, ia mengerti teorinya, memahami aplikasinya,  hafal rumusnya, dan bisa menggunakannya kedalam masalah, maka ia menjadi mudah. Sebaliknya, jika kita tidak ngerti, apalagi paham, dosen menjelaskan dianggap orang ngigau, merasa bosan, rumus tak terlalu hafal, maka tunggulah kebingungannya.
Persepsi orang terhadap matematika yang kayak gini sudah membudaya. Makanya, dimana-mana, kalo ada lembaga bimbingan belajar biasanya pelajaran yang paling diminati tidak lain dan tidak bukan adalah benar matematika. Paranoid matematika ini terus ditularkan kepada anak cucu, cicit, dan seterusnya. Akhirnya jadilah ummat yang takut matematika. (?) bukan basa basi!
Terus, apa hubungannya sama khilafah?
Nah, pertanyaan cerdas! Itulah yang ingin ane gambarkan. Khilafah itu kan sebenarnya udah dibahas di “kitab-kita arab”, penulis kitab bilang Khilafah itu kewajiban, tapi kenyataannya khilafah itu bernasib mirip matematika. Membingungkan, menakutkan, dan gak tahu gimana. Ngertikan maksudnya kitab arab? Itu tuh, kitab yang diajarin di pesantren, kalo gak salah biasanya orang nyebutnya kitab kuning. (pura2gaktahu.com)
“Apa sih khilafah itu?”, “sulit ditegakan”, dan “gak cocok dengan keadaan”. Gitu kebanyakan pikiran orang, coba perhatikan kalimat itu. Itu adalah kalimat yang paling sering kita dengar dari orang-orang (islam). Sekali lagi, padahal sudah di bahas oleh orang yang punya ilmu. (Jangan2 yang baca juga gak ngerti nih? Hayoo… ngaku hayoo..) Kok bisa ya?
Jawabannya karena gak paham, gak ngerti, dan satu lagi yang sering jadi biang kerok kebingungan itu, gak mau—ngerti dan paham—. Makanya ane bilang jadinya kayak matematika. Inget loh ya, ane gak bilang khilafah = matematika! :D
Beda bangetkan ama demokrasi. Tanya aja kesemua tukang tentang demokrasi, mulai tukang pentol, tukang ngemis, tukang ngamen, ampe tukang polisi (hah? hehe). “pernah denger demokrasi?”. Hampir bisa diramal jawabannya sama, yes! Coba pikir, kok bisa kayak gitu? Padahal gak ada loh demokrasi di kitab arab. Aneh kan? Apa juga ane bilang…
Seharusnya yang namanya orang Indonesia itu, terutama yang muslim, mustinya lebih ngerti, lebih paham tentang khilafah ketimbang demokrasi, atau minimal lebih sering mendengar khilafah ketimbang demokrasi. Tapi… ya gitu deh keadaannya. Tanya kenapa?
Terus… gimana donk?
Kita sih sebagai manusia yang stupid, mending ngikut ulama’ aja, kalo mereka bilang khilafah itu wajib, berarti kudu kita laksanakan. Biar ngerti caranya gimana, pelajari rumusnya, pahami teorinya, dan ajarkan kesemua manusia (emang bisa?). kalo gak, rakyat kita tetap kayak gini, gak paham khilafah. jangankan paham, kenal aja nggak! Bahkan bisa jadi gak pernah denger kata khilafah.
Seperti matematika, kalo kita ngerti, paham, apalagi hafal rumusnya (kaidahnya), insyaAllah deh khilafah itu gak membingungkan, gak menakutkan, dan gak sulit-sulit amat untuk ditegakan. Beneran lho! Yuk di mulai dakwahnya dengan sama-sama ucapkan, bismillah… Let’s gooooo!!!

Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Muhammad Tohir // 07.28
Kategori:

0 komentar :

Posting Komentar

Ikhwah fillah, mohon dalam memberikan komentar menyertakan nama dan alamat blog (jika ada). Jazakumullah khairan katsir

 
Semua materi di Blog Catatan Seorang Hamba sangat dianjurkan untuk dicopy, dan disebarkan demi kemaslahatan ummat. Dan sangat disarankan untuk mencantumkan link ke Blog Catatan Seorang Hamba ini sebagai sumber. Untuk pembaca yang ingin melakukan kontak bisa menghubungi di HP: 082256352680.
Jazakumullah khairan katsir.