25 November 2010

Skenario Sepekan Pasca Runtuhnya Al-Aqsha

Ketiadaan Khilafah telah memberikan efek yang sangat mengerikan kepada islam dan kaum muslimin. Deretan daftar masalah antri menghampiri kita. Salah satu masalah yang hingga kini tidak terselesaikan adalah masalah Palestina. Negeri Inthifada ini terus menerus dihinakan oleh kaum "kera dan babi", Zionis Yahudi la'natullah 'alaihim. Jutaan orang syahid karena ulah mereka. Dan saat ini, mereka berusaha merobohkan Masjid Al-Aqsa untuk digantikan dengan Solomon Temple (Kuil Sulaiman).

Ada satu tulisan yang menarik dari seorang penulis Arab asal Yordania, Maher Abu Their dalam kolomnya di harian alarabonline edisi 27 April 2010 tentang kemungkinan beberapa skenario respon dunia Arab setelah sepekan diruntuhkannya Masjid Al-Aqsa La Samahallah oleh kaum Yahudi radikal yang mendapat restu resmi pemertintahan radikal Israel.


Berikut pokok-pokok skenario dimaksud sebagai berikut:

Sehari setelah ambruknya Masjid Al-Aqsa, momentum tersebut dijadikan Arab untuk melaksanakan KTT darurat yang khusus untuk mendiskusikan peristiwa besar itu. Pernyataan pun disiapkan berisi kecaman keras dan “ancaman” terhadap Israel. Berbarengan dengan itu berlangsung unjuk rasa besar di seluruh dunia Islam yang diwarnai pula bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan yang menjaga sejumlah kedutaan Barat pro Israel sebagai salah satu target kemarahan massa.

Boneka Netanyahu dan Obama serta bendera Israel dan AS dibakar dimana-mana. Sementara warga Palestina di Tepi Barat melampiaskan murka mereka dengan menembakkan jutaan peluru ke langit bukan ke arah musuh. Warga Arab Israel menyalakan lilin sebagai ungkapan kesedihan, kemudian warga Gaza tak dapat berbuat banyak kecuali menunjukkan murka lewat unjuk rasa pula.

Hari kedua, demonstrasi intensif menyebar ke negara-negara lain dibarengi seruan pelaksanaan KTT OKI darurat kemudian mengeluarkan pernyataan yang tak jauh berbeda dengan KTT Arab dibarengi permintaan maaf dari bawah meja untuk Israel, karena pernyataan yang sedikit tajam bahasanya. Keluahan selanjutnya hanya disampaikan kepada UNESCO karena Al-Aqsa adalah peninggalan sejarah bukan (dalam kapasitas) sebagai tempat Isra` dan Mi`raj Nabi Muhammad SAW.

Pengaduan juga ditujukan ke PBB lalu keluarlah resolusi PBB yang mengutuk peruntuhan Masjid Al-Aqsa dimana resolusi itu nasibnya sama dengan resolusi-resolusi sebelumnya sebatas tinta di atas kertas. Bahkan para diplomat PBB yang biasa makan di restoran mewah di New York menggunakan robekan-robekan kertas resolusi itu untuk mengelap mulut setelah manyantap menu “sushi”.

Pada hari ketiga, dilakukan distribusi pesan melalui ponsel untuk membaca surat Al-Zalzalah untuk Israel, dan juga surat Al-Kaafirun. Sebaliknya di layar-layar TV bermunculan ulama-ulama yang telah menjual hati nurani mereka untuk menenangkan massa dengan mengatakan bahwa itu bentuk kedengkian Zionisme dan kemenangan pasti dekat. Lalu mereka mengingatkan pula bahwa semua tanah adalah suci dan boleh menunaikan shalat dimana saja di areal tanah suci Al-Quds termasuk di atas puing-puing reruntuhan Masjid.

Pada hari keempat, buldoser-bolduser Israel mulai membersihkan puing-puing termasuk batu-batu bekas runtuhan bangunan Masjid Al-Aqsa. Pada saat yang sama, ratusan warga yang mempertahankan keberadaan Masjid tersebut ditangkap tentara pendudukan. Sisa-sisa batu runtuhan tersebut dikumpulkan dekat tembok yang mengelilingi kota tua Al-Quds dan mengizinkan bagi warga Muslim setempat untuk mengambil sebiji batu untuk setiap orang guna disimpan di rumah sebagai kenangan-kenangan.

Pada hari kelima, membajirlah kaum ekstremis dan rabi Yahudi untuk melakukan sembahyang dan doa di atas reruntuhan sebagai bentuk kesyukuran atas ambruknya Masjid. Peristiwa ini terjadi di musim dingin sehingga unjuk rasa pun dilarang karena hanya membuang-buang waktu. Saat itu muncul pula beberapa orang yang menamakan dirinya ulama di layar-layar TV  menenangkan massa dengan mengingatkan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah milik Tuhan dan Dia yang akan melindunginya.

Pada hari keenam, orang-orang Arab kembali ke rumah mereka dimana sebagian dari mereka membeli keperluan makan sehari-hari. Yang lainnya mulai memikirkan semangkok bubur fuul (kacang) hangat, sebagian lagi kembali memikirkan cara menyelundupkan narkoba ke Eropa untuk melepaskannya dari jerat kemiskinan. Ada pula yang memilih mengisolasi diri dengan bertapa ke gunung. Sebagian yang tidak tahan akan cobaan ini akhirnya murtad (na`uzubillah min zdalik). Ada pula yang minta fatwa pemotongan kaki dan tangan kaun wanita yang pamer aurat sebagai penyebab kekalahan umat.

Pada hari ketujuh, yang bertepatan dengan hari Jum`at, shalat Jum`at berlangsung di mana-mana di belahan bumi ini kecuali di Masjid Al Aqsa. Sebelum berangkat ke Masjid terlebih dahulu pada pagi harinya mandi air hangat setelah semalam suntuk badan terasa panas akibat melihat pemandangan yang memilukan itu. Kaum Muslimin berbondong ke masjid-masjid terdekat karena tidak ada bedanya mendokan kaum kafir dimana saja. Israel telah meletakkan batu pondasi untuk pembangunan Kuil Sulaiman di atas reruntuhan Masjid Al-Aqsa. Sejumlah khatib Jum`at yang telah menjual dirinya dengan dunia, berkata bahwa Masjid Al-Aqsa tidak penting sebab jika penting tidaklah kiblat berpindah ke Ka`bah (Masjidil Haram).

Menutup tulisannya, Abu Their mengingatkan bahwa “tulisan ini bukanlah sebagai bentuk kesiapan mental kita untuk melihat runtuhnya Masjid Al-Aqsa La Samahallah, tapi sebagai bentuk rasa was-was, apa kiranya yang akan diperbuat Arab era millenium ketiga ini selain dari apa yang telah saya kemukakan tadi”.

Kepada kalian, wahai kaum muslimin. Apakah anda menginginkan skenario ini benar-benar terjadi? Apakah anda menginginkan Al-Aqsha yang suci dihancurkan dan dironbohkan oleh Zionis Yahudi? Jika anda berkata YA, demi Allah anda merupakan musuh islam wal muslimin. Kalian adalah orang-orang munafik yang berkata, "kami berimana", padahal kalian adalah pengkhianat yang membantu musuh islam. Kalian adalah budak-budak yang kelak akan Allah hinakan bersama orang-orang kafir. Kalian tidak ada bedanya dengan mereka!

Kepada kalian, wahai kaum muslimin. Apakah anda menginginkan skenario ini benar-benar terjadi? Apakah anda menginginkan Al-Aqsha yang suci dihancurkan dan dironbohkan oleh Zionis Yahudi? Jika anda berkata TIDAK, lantas apa yang sudah anda lakukan untuk mencegahnya? JAWABLAH DENGAN PERJUANGAN. Kembalikan pelindung ummat ini,  benteng dari segala kemungkaran dan kehinaan, bangunan yang akan menaungi ummat ini. Wujudkan Intitusi pemersatu ummat, penggerak para Mujahid : KHILAFAH RASYIDAH 'ALA MINHAJIN NUBUWWAH. Allahu Akbar!!!

Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Muhammad Tohir // 09.29
Kategori:

0 komentar :

Posting Komentar

Ikhwah fillah, mohon dalam memberikan komentar menyertakan nama dan alamat blog (jika ada). Jazakumullah khairan katsir

 
Semua materi di Blog Catatan Seorang Hamba sangat dianjurkan untuk dicopy, dan disebarkan demi kemaslahatan ummat. Dan sangat disarankan untuk mencantumkan link ke Blog Catatan Seorang Hamba ini sebagai sumber. Untuk pembaca yang ingin melakukan kontak bisa menghubungi di HP: 082256352680.
Jazakumullah khairan katsir.