24 Agustus 2008

Jalan Keluar Bagi Ahmadiyah


Hingga menjelang datangnya bulan suci ramadhan, permasalahan Ahmadiyah belum kunjung selesai. Banyak kaum muslimin yang melakukan demo menuntut agar Ahmadiyah tidak hanya dilarang beraktivitas sebagaimana tertuang dalam SKB Tiga Menteri, namun kaum muslimin menuntut agar Ahmadiyah segera dibubarkan. Oleh karena itu, saya merasa perlu untuk kembali mengemukakan tulisan Syamsuddin Arif, seorang Staf Pengajar di Universitas Islam Antarabangsa Malaysia yang pernah dipublikasikan di Hidayatullah.com.
“Saya tidak percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad seorang nabi dan belum percaya pula bahwa ia seorang mujaddid [pembaharu]”, tulis Ir. Soekarno dalam bukunya, Di Bawah Bendera Revolusi, jilid 1, cetakan ke-2, Gunung Agung Jakarta, 1963, hlm. 345. Mantan Presiden RI pertama itu tidak keliru dan bukan pula sendirian. Jauh sebelum itu, tokoh pemikir masyhur Sir Muhammad Iqbal ketika ditanya oleh Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India waktu itu, perihal Ahmadiyah dengan tegas menjawab bahwa wahyu kenabian sudah final dan siapapun yang mengaku dirinya nabi penerima wahyu setelah Muhammad saw adalah pengkhianat kepada Islam: “No revelation the denial of which entails heresy is possible after Muhammad. He who claims such a revelation is a traitor to Islam” (Lihat: Islam and Ahmadisme, cetakan Islamabad: Da‘wah Academy, 1990, hlm. 8).
Iqbal menangkap banyak kemiripan antara gerakan Ahmadiyah di India dengan Babiyah di Persia (Iran), yang pendirinya juga mengklaim dapat wahyu sebagai nabi.
Menurut Iqbal, tokoh-tokoh kedua aliran sesat ini merupakan alat politik ‘belah bambu’ kolonialis Inggris -yang waktu itu masih bercokol di India- dan imperialis Rusia –yang sempat menjajah Asia Tengah dan sebagian Persia. Akidah mereka adalah ‘kepasrahan pada penguasa’ (political servility), jelas Iqbal (hlm. 13). Jika pemerintah Russia mengijinkan Babiyah membuka markas mereka di Ishqabad, Turkmenistan, maka pemerintah Inggris merestui Ahmadiyah mendirikan pusat misi mereka di Woking, wilayah tenggara England. Bagi Iqbal, doktrin-doktrin Ahmadiyah hanya akan mengembalikan orang kepada kebodohan. Inti dari Ahmadisme atau Qadianisme –demikian Iqbal lebih suka menyebutnya- adalah rekayasa mencipta sebuah umat baru bagi nabi India (sebagai tandingan nabi Arabia): “to carve out, from the Ummat of the Arabian Prophet, a new ummat for the Indian prophet.” (hlm. 2).
Seorang ulama India yang paling disegani pada zamannya, Syeikh Abul Hasan Ali an-Nadwi, sesudah mempelajari secara intensif dan objektif perjalanan hidup dan ‘evolusi’ Mirza Ghulam Ahmad dari seorang santri sederhana hingga menjadi pembela agama (1880) dan mengaku imam mahdi alias masih maw‘ud (1891) serta menganggap dirinya nabi (1910), menyimpulkan bahwa gerakan Ahmadiyah ini hanya menambah beban pekerjaan rumah umat Islam, memecah-belah mereka, dan membikin masalah umat kian rumit (Lihat: Qadianism: A Critical Study, cetakan Lucknow 1980, hlm. 155). Bahwa esensi ajaran Ahmadiyah adalah klaim kenabian Mirza Ghulam Ahmad juga disimpulkan oleh Yohanan Friedman, peneliti dari Hebrew University of Jerusalem, dalam bukunya, Prophecy Continous: Aspects of Ahmadi Religious Thought and Its Medieval Background, Berkeley: University of California Press, 1989, hlm. 119, 181 dan 191.

Ajaran sesat Ahmadiyah dibawa masuk ke Indonesia sekitar tahun 1925 oleh beberapa pemuda asal Sumatera yang pernah dididik di Qadian, India selama beberapa tahun. Demi menyebarkan pahamnya, misionaris Ahmadiyah telah menerbitkan majalah “Sinar Islam” (sic!), Studi Islam dan Fathi Islam.
Keresahan yang ditimbulkan oleh gerakan penyesatan umat ini sempat menyeret mereka beberapa kali ke dalam debat terbuka pada 1933 di Bandung (Lihat: Fawzy S. Thaha, Ahmadiyah dalam Persoalan, cetakan Singapura, 1982). Meski telah dinyatakan sesat dan kafir (murtad) oleh tokoh-tokoh Islam pada Muktamar ke-5 Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1930 di Pekalongan dan musyawarah Ulama Sumatera Timur tahun 1935, kasus Ahmadiyah kembali mencuat pada 1974 setelah parlemen Pakistan dengan tegas menyatakan penganut Ahmadiyah bukan orang Islam (non Muslim) di mata hukum dan undang-undang negara.
Pada tahun 1980 Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang waktu itu dipimpin Buya Hamka menetapkan bahwa aliran Ahmadiyah berada di luar Islam, sesat lagi menyesatkan, dan orang yang menganutnya adalah murtad alias keluar dari Islam (No.05/Kep/Munas/II/MUI/1980). Ketetapan tersebut ditegaskan kembali pada bulan Juli 2005 dalam fatwa resmi MUI yang ditandatangani oleh Prof. Dr. H. Umar Shihab dan Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin. Kemudian Dirjen Bimas Islam Departemen Agama melalui surat edarannya tahun 1984 telah menyeru seluruh umat Islam agar mewaspadai gerakan Ahmadiyah.
Terakhir, 16 April 2008 lalu Bakorpakem (Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) menyatakan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sebagai kelompok sesat dan oleh karenanya merekomendasikan perlunya diberi peringatan keras lewat suatu keputusan bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri (sesuai dengan UU No 1/PNPS/1965) agar Ahmadiyah menghentikan segala aktivitasnya. Menurut Kepala Badan Litbang dan Diklat Depag, Atho Mudzhar, yang juga Ketua Tim Pemantau, selama tiga bulan Bakorpakem memantau 55 komunitas Ahmadiyah di 33 kabupaten. Sebanyak 35 anggota tim pemantau bertemu 277 warga Ahmadiyah.
Ternyata, ajaran Ahmadiyah masih menyimpang. Di seluruh cabang, Mirza Ghulam Ahmad (MGA) tetap diakui sebagai nabi setelah Nabi Muhammad saw. Selain itu, penganut Ahmadiyah meyakini bahwa kitab Tadzkirah adalah kumpulan wahyu yang diterima MGA.
Para penganut dan penyokong Ahmadiyah kerap berkelit dengan tiga dalih. Pertama, kaum Ahmadi sama dengan kaum Muslimin karena syahadatnya sama. Bandingkan pernyataan ini dengan pernyataan: orang Ahmadiyah itu sama dengan ‘orang utan’ karena sama-sama orang. Jelas dalam perkara ini yang penting bukan kemiripannya, akan tetapi justru perbedaannya. Yang membuat orang utan itu beda dengan Ahmadi itu bukan keorangannya, melainkan keutanannya itu. Demikian pula, Ahmadiyah itu berbeda dengan orang Islam bukan karena syahadat atau cara ibadahnya, tetapi karena akidahnya yang mengimani kenabian Mirza Ghulam Ahmad.
Kedua, dalih bahwa sebagai warganegara penganut Ahmadiyah dijamin kebebasannya oleh konstitusi. Melarang Ahmadiyah sama dengan melanggar hak asasi manusia (HAM) dan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia 1945. Di sini terselip kealpaan dan ketidakmengertian. Alpa dan tidak paham bahwa dalam ‘menikmati’ kebebasannya setiap orang wajib tunduk pada batasan undang-undang yang telah ditetapkan demi terjaminnya penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan demi memenuhi tuntutan keadilan sesuai pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Artinya, penyalahgunaan kebebasan (abuse of freedom) ataupun tindakan merusak tata susila, agama, dan lain sebagainya atas nama HAM tak dapat dibenarkan sama sekali. Apa yang diperbuat MGA dengan Ahmadiyahnya ibarat membangun rumah baru di dalam rumah orang lain. Yang dipersoalkan bukan hak dan kebebasannya mendirikan rumah, akan tetapi lokasi (di dalam rumah orang lain) dan konsekuensinya (merusak rumah yang sudah ada).
Dengan mengakui Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi, warga Ahmadiyah telah melakukan penodaan dan penghinaan terhadap agama Islam, di mana tidak ada nabi dan rasul lagi pasca wafatnya Muhammad Rasulullah saw. Lebih dari itu, propaganda Ahmadiyah terbukti menimbulkan keresahan dan perpecahan tidak hanya di dunia Islam, seperti temuan Dr Tony P.Chi dalam disertasinya tentang misi mereka di Amerika (1973), hlm. 134-5: “Ahmadiyya preaching and propagation have instigated unrest and dissension in the Muslim World.” Oleh karena itu solusinya ialah melarang Ahmadiyah atau mengeluarkannya dari ‘rumah Islam’. Hanya dengan jalan itu Ahmadisme dengan nabinya (MGA) bisa bebas dan menjadi agama baru seperti halnya Mormonisme di Amerika.

Ketiga, dalih bahwa kaum Muslim harus mengedepankan kasih sayang daripada kekerasan dalam menyikapi Ahmadiyah. Saran ini lebih tepat kalau diberikan kepada Pemerintah Amerika dan Israel agar memakai kasih sayang dan menghentikan kekerasan terhadap kaum Muslim di Iraq dan Palestina. “Abu Bakr as-Shiddiq ra adalah orang yang paling penyayang di kalangan umatku (arhamu ummati),” sabda Rasulullah saw. Namun manakala muncul sekelompok orang yang durhaka kepada Allah dan Rasulullah, beliau tidak segan-segan mengambil tindakan tegas atas mereka. Perkara Ahmadiyah bukan persoalan kebebasan beragama. Islam memberikan kebebasan kepada siapa pun untuk memeluk –bukan merusak- agama apapun, sesuai dengan firman Allah: “Tidak ada paksaan dalam urusan agama” (Al-Baqarah 256) serta “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. (Al-Kâfirûn 6). Ayat-ayat ini ditujukan kepada agama lain di luar Islam, bukan terhadap agama dalam agama.
Tak heran jika Rasulullah saw sebagai kepala negara bersikap tegas kepada para nabi palsu semacam Musaylamah dan Thulayhah: bertobat atau diperangi (Lihat: Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir, cetakan Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, jilid 13, hlm. 109).
Nah, Mirza Ghulam Ahmad dan pengikutnya telah durhaka kepada Allah dan RasulNya. Andaikata statusnya Muslim, maka sudah semestinya tunduk pada ketetapan hukum Islam yang berlaku. Namun jika statusnya sudah non-Muslim, maka terpulang kepada negara apakah akan mengakui dan melindungi keberadaannya sebagai sebuah agama baru –selain Hindu, Budha, Islam, Katholik dan Protestan– ataukah sebaliknya.
Dari tulisan di atas sangat jelas bahwa Ahmadiyah bukanlah termasuk golongan kaum muslimin, oleh karena itu Pemerintah harus dengan segera melakukan tindakan agar membubarkan Ahmadiyah. Hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya kembali insiden-insiden yang tidak kita inginkan, seperti yang terjadi pada tanggal 1 Juni yang lalu. Jika sudah terjadi hal yang demikian, lalu siapakah yang salah, Pemerintah atau Kaum Muslimin yang tidak ingin agamanya dinodai? Wallahu a’lam.


Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Muhammad Tohir // 23.56
Kategori:

7 komentar :

  1. Bung,tahukah anda ?
    1. Siapakah jamaah Islam di dunia ini yang telah menerjemahkan Al Quran dalam 100 bahasa di dunia dan menyebarkannya ke seluruh dunia?

    2. Siapakah jamaah Islam di dunia ini yang telah menggagalkan missi Kristenisasi di Afrika ?

    3. Siapakah Jamaah kawan akrab Pergerakan Muhammadiyah dalam menangkal Kristenisasi di Jawa Tengah pada tahun 1930-an?

    4. Siapakah Jamaah Islam yang telah berhasil menarik hati orang-orang Eropa dan Amerika sehingga mereka mengagumi, menghormati dan menghargai Islam ? dan bahkan masuk ke dalam Islam ?

    5. Jamaah Islam manakah yang telah mendirikan 100 masjid di kota-kota utama Jerman sehingga membuat negara tersebut mengakui secara resmi Islam adalah agama yang eksis di Jerman ?

    6. Jamaah Islam manakah yang memulai kembali dakwah Islam di Eropa melalui pintu Andalusia dengan mendirikan masjid Islam di kota Cordova setelah lebih dari 500 tahun vakum dari dakwah Islam ?

    7. Jamaah Islam manakah yang telah mengutus para mubalighnya untuk dakwah Islam di pulau-pulau terpencil di kepulauan-kepulauan Pasifik ?

    8. Jamaah Islam manakah yang telah dan tengah menggedor-gedor pintu-pintu hati Eropa, Amerika, Rusia dan China melalui dakwah Islam yang indah melalui Televisi Muslim 24 jam non stop ?

    9. Jamaah Islam manakah yang mulai menarik simpati orang-orang Yahudi di Israel sana dengan mensyiarkan keindahan ajaran Nabi Muhammad saw sehingga mereka mulai segan dan bergerak ke arah penghormatan kepada Islam ?

    10. Jamaah Islam manakah yang jaringannya terbesar di dunia sekarang ini dan yang dalam tahun 2008-2009 telah membuat hampir setengah juta orang masuk ke dalam barisannya ?

    Semua Jawabannya adalah Jamaah Ahmadiyah. Mohon direnungkan statement anda dalam tulisan di atas yang mendeskriditkan ahmadiyah. Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang adil dan lembut hati. Islam bukan label pemberian MUI atau organisasi Islam manapun !! Melainkan pengamalan semua syarat-syarat sebagai Muslim seperti dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad saw karena yang menilai kesejatiannya adalah Allah Azza wa Jalla yang Maha Gagah Perkasa.

    BalasHapus
  2. Bung,apakah anda tidak punya keberanian memuat komentar-komentar di blog anda ? Anda tidak boleh lari dari bersikap adil. Anda takut tulisan anda ini dikomentari oleh orang Ahmadiyah ? Lalu dimana kredibilitas anda sebagai seorang mahasiswa ? Sudahkah anda belajar tentang metoda ilmiah ? Sudahkah anda terlatih membedakan mana opini, mana fakta dan mana yang fitnah ? Terus benang merah kebenaran itu bagaimana merunutnya ?

    Bung, anda masih terlalu belia untuk menuliskan sesuatu tentang ahmadiyah. Jangan sampai nanti hasilnya jauh panggang dari api!

    Ambillah jalan tengah para pencari kebenaran :
    1. Santun dan waspada menyikapi sesuatu karena mata, telinga dan hati akan dimintai pertanggungjawaban.
    2. Pisahkan kumpulan informasi yang ada, manakah yang merupakan opini (pendapat) saja, mana yang merupakan fakta sebenarnya dan mana yang merupakan fitnah semata ?
    3. Pelajari semua referensi dari yang anti ahmadiyah, kemudian temukan rangkumannya dengan fakta-fakta asli dari ahmadiyah.
    4. Senantiasalah berdoa memohon petunjuk dan bimbingan Allah SWT supaya hati diberi kekuatan untuk dapat bersikap netral dan ilmiah kemudian menimbang bobot antara tuduhan yang dialamatkan kepada ahmadiyah dengan fakta-fakta yang ada.
    5. Selami dan pahami keyakinan ahmadiyah agar anda dapat membandingkannya dengan yang di luar ahmadiyah.
    Semoga anda cukup berani untuk bersikap adil dan rendah hati.
    Salam,

    BalasHapus
  3. Ahmadiyah itu Bung...'ISLAM SEJATI'...coba Bung baca 10 syarat2 baiat di bawah ini !!!
    1.Harus berjanji dgn hati yg jujur bahwa di masa yad sampai masuk kedalam kubur, akan senantiasa menjauhi syirik.
    2.akan senantiasa menghindarkan diri dari dusta, zina, pandangan birahi, perbuatan fasiq, kejahatan,aniaya, khianat, huru-hara, pemberontakan ; serta tidak akan dikalahkan oleh gejolak-gejolak nafsunya tatkala bergejolak, meskipun sangat hebat dorongan yg timbul.
    3.akan senantiasa mendirikan shalat 5 waktu tanpa putus, sesuai perintah Allah & Rasul. Dan sedapat mungkin akan berusaha dawam mengerjakan sholat tahajjud, mengirimkan shalawat kepada Nabi karim-saw ; dan setiap hari memohon ampunan atas dosa-dosanya & istighfar ; dan dengan hati yg penuh kecintaan akan mengingat kebaikan-kebaikan Allah SWT ; lalu menjadikan pujian serta sanjungan kepada-Nya sebagai ucapan wirid-nya setiap hari.
    4. Tidak akan mendatangkan kesusahan apapun yg tdk pada tempatnya-karena gejolak2 nafsunya-terhadap makhluk Allah pada umumnya dan kaum Muslimin pada khususnya, melalui lidah, tangan dan melalui cara2 lainnya.
    5.Dalam segala keadaan-sedih dan gembira, suka duka, nikmat musibah-akan tetap setia kepada Allah SWT. Dan dalam setiap kondisi akan rela atas putusan Allah. Dan akan senantiasa siap menanggung sgala kehinaan serta kepedihan di jalan-Nya, Dan tidak akan memalingkan wajahnya dari Allah Ta'ala ketika ditimpa suatu musibah, melainkan akan senantiasa terus maju.
    6.Akan berhenti dari adat kebiasaan buruk dan menuruti hawa nafsu. Dan akan menjunjung tinggi sepenuhnya perintah Al-Quran suci atas dirinya. Dan akan menjadikan perintah Allah & Sabda Rasul SAW sebagaiu pedoman dalam setiap langkahnya.
    7 Akan meninggalkan ketakaburan & kesombongan sepenuhnya. Dan akan menjalani hidup dengan merendahkan hati,budi pekerti yang baik, lemah lembut, dan sederhana.
    8. Agama dan kehormatan agama serta solidaritas Islam akan dia anggap lebih mulia daripada nyawanya, hartanya, dan kehormatan dirinya, anak keturunannya serta dari segala yg dicintainya.
    9.Semata-mata demi Allah, senantiasa sibuk dalam solidaritas terhadap makhluk Allah seumumnya, dan dengan kekuatan2 serta nikmat2 yg telah dianugerahkan Allah kepadanya, sedapat mungkin akan mendatangkan manfaat bagi umat manusia.
    10. Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini,"Imam Mahdi Muhammad & AlMasih Yang Dijanjikan/Khalifatul Masih", semata-mata demi Allah dengan ikrar taat dalam hal ma'ruf dan akan senantiasa berdiri teguh diatasnya sampai akhir hayat dan akan menjunjung tinggi tali persaudaraan ini sehingga tidak akan diperoleh bandingannya dalam ikatan persaudaraan maupun hubungan2 duniawi atau dalam segala bentuk pengkhidmatan & penghambaan, baik dalam ikatan keluarga,persahabatan, kerja.

    Syarat bai'at ini merupakan penjabaran 2 kalimah (azas Islam) Syahadat 'Tidak ada yg patut disembah kecua;li Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. secara ringkas & sederhana meliputi hubungan Habluminallah & Habluminannasy sehingga setiap orang Islam khususnya mudah mengerti 'azas ketauhidan Islam', prinsip2 dasar ajaran Islam-nya dan diharapkan dapat mengoreksi diri, evaluasi terhadap kualitas keruhanian, segala kekurangan amal2 yg telah dilakukan menuju kepada 'kesucian hati'-menempatkan tujuan keruhanian diatas urusan jasmani, duniawi.

    Kira2 jika setiap insan...siapapun melakukan ke 10 syarat bai'at ini apakah hasil positif yg akan didapatkan??
    ...Dunia aman & damai..., tidak ada perang,...apalagi korupsi...Jadi sangat jelas Tujuan 'ISLAM SEJATI' itu Bung !!!

    BalasHapus
  4. Syarat bai’at ke dalam “Islam Sejati” (Pemimpin Kerohanian)ini merupakan landasan yang kokoh dan abadi dalam membangun pribadi manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, bangsa maupun bagian dari masyarakat internasional.
    Merupakan Sunnah Nabi & sahabat2-nya...yg sekarang telah ditinggalkan oleh kebanyakan 'MUSLIM'...sehingga sekarang tiada ketaatan kepada seorang wujud, pemimpin rohani bahkan, Pemimpin Islam itu sekarang siapa, jadi ndak jelas, kecuali Jamaah Muslim Ahmadiyah, ada Khalifahnya ...udah s/d ke lima, Bung !!!. Yang akan memberi perintah Anggota jamaah STOP, belok kanan,...maju terus s/d cita2 Islam Rahmatallil alamin tercapai !!!
    Syarat-syarat bai’at ini sesuai dengan isi :
    1.Surah Al Mumtahanah 60 : 13
    Hai nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan bai’at, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, Maka terimalah bai’at mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
    2.Surah Al Fath 48 : 11, 19
    Sesungguhnya orang-orang yang bai’at (berjanji setia) kepada engkau (Muhammad saw.) sebenarnya mereka bai’at kepada Allah. Tangan Allah ada di atas tangan mereka, Maka barangsiapa yang memutuskan, melanggar janjinya maka ia memutuskannya untuk kerugian dirinya sendiri ; dan barangsiapa menyempurnakan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah Maka Dia pasti akan memberinya ganjaran, pahala besar.

    Sesungguhnya Allah Telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka bai’at kepadamu (Muhammad saw.) di bawah pohon, Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).

    BalasHapus
  5. @fatahillah: sebelumnya saya katakan bahwa saya bukannya takut untuk menjawab komentar. tidak adanya tanggapan dari saya itu lebih dikarenakan saya sibuk kuliah, dan kalaupun membuka blog saya gak tahu ada komentar. saya mengetahui komentar anda baru hari ketika mengganti tampilan blog ini.

    saya tidak akan menjawab semua pertanyaan anda, karena ada sesuatu yang mendasar yang harus dipahami oleh siapa saja.
    Amal seseorang, baik membangun masjid, mengislamkan orang, shalat, dan sebagainya akan sia-sia jika aqidahnya menyimpang.
    dalam masalah ahmadiyah, sangat jelas bahwa semua amal orang ahmadiyah tidak akan diterima oleh Allah karena ia aqidahnya sesat, yakni mengakui mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi baru setelah Nabi Muhammad saw. jadi gak peduli sebanyak apa amal yang dilakukan, maka amal itu akan seperti uap yang tak memberikan bekas apa-apa. oleh karena kembalilah ke jalan islam yang benar, tinggalkan aqidah ahmadiyah yang sesat itu. semoga Allah memberikan hidayah kepada anda dan teman-teman anda. amin

    BalasHapus
  6. @Kyai Waras: jawaban saya idem dengan di atas.

    BalasHapus
  7. @at-tohir Astagfirullahalazim.. semoga Allah mengampuni dosa-dosamu.
    Apa dasar anda mengatakan Aqidah Ahmadiyah menyimpang? Begitu mudahkah Anda mengatakan jika Ahmadiyah itu Aqidahnya sesat?

    Berarti secara tidak langsung Anda telah memutuskan bahwa suatu kaum sesat menurut pendapat Anda sendiri. Padahal yang berhak mengatakan sesat atau tidak hanyalah Allah swt.
    Yang berhak mencipta hukuman dan menghukum hanya Allah Taala. Manusia tidak boleh sama sekali merampas hak-Nya. Apa yang manusia bisa lakukan adalah melaksanakan hukum-Nya, dan menyebarkan serta memberi pengertian kepada manusia tentang hukum-hakam-Nya. Orang yang berpengetahuan tentang hukum-hakam-Nya hendaklah memberitahu dan memberi peringatan kepada orang yang tidak tahu atau yang lalai. Jika ada orang yang menyembah berhala, kita yang tahu hukum wajib memberitahu bahwa ini adalah perbuatan syirik dan sesat.

    Kita mengatakan sebuah kelompok sesat dan murtad bukan karena kita yang menciptakan hukum itu, tetapi berdasarkan hukum yang telah ditetapkan Allah. Kita hanya menyampaikannya saja, agar manusia tahu. Agar manusia menjauhkan diri dari ajaran-ajaran sesat itu.

    Jazakumullah..

    BalasHapus

Ikhwah fillah, mohon dalam memberikan komentar menyertakan nama dan alamat blog (jika ada). Jazakumullah khairan katsir

 
Semua materi di Blog Catatan Seorang Hamba sangat dianjurkan untuk dicopy, dan disebarkan demi kemaslahatan ummat. Dan sangat disarankan untuk mencantumkan link ke Blog Catatan Seorang Hamba ini sebagai sumber. Untuk pembaca yang ingin melakukan kontak bisa menghubungi di HP: 082256352680.
Jazakumullah khairan katsir.